Tinjau Bendungan Jragung, Menteri Pekerjaan Umum Beberkan Fungsi Strategis Dukung Program Swasembada Pangan

3 minutes reading
Saturday, 6 Sep 2025 15:51 0 0 Redaksi

SEMARANG, 6 September 2025 – Pembangunan Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, terus dikebut penyelesaiannya. Dalam tinjauannya pada Jumat (5/9/2025), Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo memaparkan fungsi strategis bendungan tersebut sebagai salah satu pilar utama untuk mewujudkan program swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Progres konstruksi proyek Pembangunan
Bendungan Jragung yang digarap sejak Oktober 2020 ini tercatat sudah mencapai
88% dan ditargetkan akan rampung sepenuhnya pada September 2026.

Menteri Dody menegaskan bahwa Bendungan
Jragung akan menjadi penopang utama bagi ribuan hektare lahan pertanian. Dengan
kapasitas tampung mencapai 90 juta meter kubik, bendungan ini dirancang untuk
mengairi Daerah Irigasi Jragung seluas 4.053 hektare dan membuka lahan
potensial baru seluas 473 hektare. Dengan suplai air yang konsisten, para
petani diharapkan dapat menikmati irigasi premium yang memungkinkan masa tanam
hingga tiga kali dalam setahun.

“Harapan saya di tahun 2027 sudah dapat
mengairi 4.500-an hektare lahan pertanian, sehingga akan meningkatkan Indeks
Pertanaman (IP) dari 200 persen menjadi 300 persen. Dan ini dapat mensupport
program Bapak Presiden Prabowo dalam swasembada pangan,” kata Menteri Dody
di sela-sela kunjungannya.

Memiliki luas genangan 451 hektare,
Bendungan Jragung juga berpotensi menyuplai air bagi 4.528 hektare lahan
pertanian di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak (Kecamatan Karangawen,
Mranggen, dan Guntur), termasuk pengembangan ke Kecamatan Tegowanu dan Tanggung
Harjo di Grobogan.

Lebih lanjut, Bendungan Jragung tidak hanya
berfungsi untuk irigasi. Infrastruktur multifungsi ini memiliki peran strategis
lain yang tak kalah penting. Salah satunya adalah penyediaan air baku sebesar
1.000 liter per detik yang akan didistribusikan untuk kebutuhan warga di Kota
Semarang (400 liter/detik), Kabupaten Grobogan (250 liter/detik), dan Kabupaten
Demak (350 liter/detik).

Selain itu, bendungan ini juga dirancang
sebagai pengendali banjir yang mampu mereduksi dampak banjir hingga 45%.
Potensi lainnya adalah sebagai sumber energi terbarukan melalui Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 90 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH) sebesar 1,4 MW.

Di sisi lain, kehadiran proyek raksasa ini
ternyata sudah membawa denyut ekonomi baru bagi warga sekitar bahkan sebelum
rampung. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Sudarto,
menjelaskan bahwa akses jalan baru sepanjang 9,4 km menuju bendungan telah
memicu munculnya usaha-usaha kecil.

“Sepanjang akses menuju bendungan yang
dibangun 9,4 km, sudah banyak warung yang memanfaatkan pemandangan bendungan.
Ini jelas menggerakkan ekonomi warga,” ujar Sudarto.

Salah satu pedagang, Nur Samsiyah, mengaku
memanfaatkan peluang ini sejak momen Idul Fitri 2025 lalu. “Sejak Ramadhan lalu
banyak warga ngabuburit ke sini untuk menikmati pemandangan bendungan, jadi
kami manfaatkan peluang itu untuk berjualan,” ungkapnya dengan antusias.

Peninjauan proses pembangunan bendungan
oleh Menteri PU menggarisbawahi bahwa Bendungan Jragung bukan sekadar bangunan
fisik, melainkan sebuah infrastruktur dengan fungsi strategis yang menyeluruh;
mulai dari mendukung ketahanan pangan nasional, menyediakan air bersih,
mengendalikan banjir, hingga membangkitkan ekonomi kerakyatan; yang selaras
dengan visi swasembada pangan dan pertumbuhan ekonomi rakyat yang dicanangkan
Presiden Prabowo Subianto.

Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun
Bekerja, Bergerak – Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA dari Presiden
Prabowo Subianto.

#SigapMembangunNegeriUntukRakyat

#SetahunBerdampak

Artikel ini juga tayang di vritimes

Featured

Recent Comments

No comments to show.
LAINNYA